Senin, 10 Oktober 2016

Album Review: Who Stole The Cookie From The Cookie Jar - Avian Vassalage (2016)


Yash! Salah satu album terbaik nintendocore lahir ditahun ini. Dengan musik yang segar, baru, dan cantik menawan, Who Stole The Cookie From The Cookie Jar (WSTCFTCJ) menyuguhkan musik Deathcore yang sangat menggemaskan, namun tetap menyeramkan.

"Oh man! Lu mesti coba ini kalo lo itu pendengar setia Thy Art Is Murder!"
Mungkin penggalan kalimat ajakan diatas adalah cara kecil untuk memberitahukan suatu karya musik yang layak didengar. Bukan cuma layak didengar, tapi juga dimiliki dan disimpan sebagai suatu dokumentasi dari perkembangan musik Nintendocore dunia.

Who Stole The Cookie From The Cookie Jar, atau kita persingkat menjadi WSTCFTCJ (uceet masih panjang disingkat juga), adalah triplet Nintendocore asal USA yang menitikberatkan musik deathcore sebagai dasar musik "core" milik mereka. 2 vokalis, dan pengaransemen menggunakan Nintendo DS ini memulai awal karya mereka dengan merilis self-titled. Dan rilisan "Avian Vassalage" ini adalah bentuk keseriusan musik mereka kedepannya.

5 trek Nintendo-deathcore yang mungkin sangat terpengaruh dari musik We Butter The Bread With Butter (Jerman) dan Thy Art Is Murder (Australia). Sangat gelap karena seperti ada unsur 8-bit yang sengaja dijadikan sebagai efek musik simfonik. Mungkin penggunaan Commodore 64. Dimulai dan langsung terdengar simfonik di trek perkenalan album.

Trek pertama, Avian Vassalage.
Trek pembuka dan perkenalan dari WSTCFTCJ untuk para pendengar pertama musik mereka ini bisa dibilang sangat cukup porsinya. Gak panjang dan gak pendek banget, dan juga sangat menggambarkan instrumentasi keseluruhan album didalamnya. Deathcore. Yash deathcore. Tidak jauh dari Blasting dan blast-beat ala Death Metal dan breakdown dari Metalcore. Kenapa aku bilang gak pendek banget, sedangkan durasi musiknya hanya satu setengah menit? Walaupun berdurasi 1:33, untuk Intro sebuah album ini adalah porsi yang snagat cukup untuk pemanasan. Jadi ya mau dibilang kependekan pun, rasanya sudah cukup.

Trek kedua, King of the Koopas.
Untuk pendengar setia musik deathcore, aransemen deathcore disini lebih mengarah ke Brutal Deathcore, karena David (Nintendo DS) tidak membiarkan jarak antar ketukan kick drum sangat jauh yang mengakibatkan rapatnya ketukan kick drum dan terkesan seperti Thy Ast Is Murder yang masuk kedalam game Super Mario dan menjadi band original soundtrack untuk perkenalan Raja Koopa, Bowser. Epic!

Trek ketiga, Time is Bells [ft. Monomate].
Di trek ketiga ini, WSTCFTCJ menggandeng "Musisi senior" dari skena mereka, Peet "Monomate". Entah apakah ia juga ikut membantu penggarapan instrumen di trek ini, tetapi yang jelas vokal Peet membantu memberikan sedikit warna kedalamnya. Aransemen, tak jauh dari deathcore standar dengan efek simfonik. Tetap keren.

Trek keempat, Continue? [ft. Shotgun Guy].
Trek favorit bagi aku pribadi. Sebagai inti album, trek ini memang cocok berada di daftar trek keempat. Brutal deathcore dan simfonik memang harga mati dialbum ini, tetapi tetap jangan melupakan suntikan Growl Vocal dari Micah Jordan alias Shotgun Guy. Berada di ruang lingkup atau skena yang sama, membuat WSTCFTCJ tidak meragukan olah vokal Micah sebagai one-man Nintendocore yang juga menjadikan deathcore sebagai dasar musiknya. Patut didengar.

Trek penutup, Original Sin (Emperor).
Penutup adalah sebagai tanda semoga bisa berjumpa lagi dikesempatan selanjutnya. Memang trek ini adalah penutup album. Namun, musik deathcore di trek ini rasanya membuat ingin memutar lagi album dari awal. Intinya, WSTCFTCJ berhasil membuat keseluruhan albumnya menjadi suatu album Nintendocore yang diperhitungkan keberadaannya.

Oke ini adalah anti-klimaks dari album Avian Vassalage. Kenapa aku sebut anti-klimaks? Karena pastinya nanti bakal ada musik yang lebih "Wah" lagi dari mereka. Ditambah kabar dari mereka yang sudah tampil secara Live dengan gitaris dan perekrutan drummer baru. Dimungkinkan WSTCFTCJ bakal menjadi format Full-band deathcore. Hmm layak ditunggu untuk materi album selanjutnya.

Who Stole The Cookie From The Cookie Jar - Avian Vassalage (2016)
Genre: Nintendocore / Deathcore
Country: USA
Year: 2016
Label: Kittv On Fire Records
Member: Sammy: Vocals , Daniel: Vocals , David: Nintendo DS
Tracklist:
 1. Avian Vassalage 01:33
 2. King of the Koopas 02:48
 3. Time is Bells [ft. Monomate] 02:15
 4. Continue? [ft. Shotgun Guy] 02:40
 5. Original Sin (Emperor) 02:36

Streaming and Download (Bandcamp)

























Senin, 09 Mei 2016

Album Review: "Bibir Merah Berdarah - OK, Press Start Button And....Riot!! EP" (2009)

BIBIR MERAH BERDARAH
"OK, PRESS START BUTTON AND....RIOT!!"
 
Aku pasti percaya bahwa gak banyak orang yang tahu tentang band ini sekalipun si orang itu menikmati musik dan band underground.

Bibir Merah Berdarah, atau yang sekarang akrab dipanggil Merah Berdarah saja, memiliki rilisan EP yang "kece" lewat balutan suara dan melodi minor yang khas dari Chiptune atau 8-bit dari para tangan personilnya (Reza, Gilang, dan Iqbal).

FIX!!

Aku jatuh cinta dengan album ini!

Iya. Album ini yang membuat aku lebih mengenal skena Nintendocore lokal secara sedikit lebih luas dari sebelumnya. Perkenalanku ini dimulai sekitar kelas 3 SMP atau baru masuk SMK. Sebelumnya, aku sudah lebih dulu sedikit mengenal rilisan Nintendocore luar seperti I Killed Techno! // Electronical Destruction split (2009).

Penulusuranku ini dimulai dengan menghampiri website musik terpopuler dunia, Last.fm dengan keyword "Nintendocore". Jujur. Walaupun band pertama Nintendocore adalah seperti HORSE the Band, The Advantage, dan Minibosses, aku mengenal Nintendocore sejak awal bukan dari 3 band itu. Miris lupain sejarah haha. Berlanjut berlanjut berlanjut, sampai akhirnya muncul satu nama band berbahasa Indonesia, Bibir Merah Berdarah. Karena sungguh mengundang selera, aku klik dengan penuh semangat anak muda tahun 2000an.

Agak lupa track apa saja yang muncul di akun Bibir Merah Berdarah dulu. Yang aku ingat hanya 5 track EP, lalu "Dan Hujan Pun Terkunci Ditengah Kujang" (ini judul lagunya keren). Singkatnya, karena sudah disediakan versi "Free Download"-nya, aku langsung ambil sample lagu untuk didengar pertama kali, dan aku memilih track "Pandir Resistensi Larutan Aspal".

Karena sebelumnya aku sudah mendengar Nintendocore dari band lain, jadi aku tidak terlalu bingung dengan alur musik ini. "Yap. Akhirnya selesai.". Kira-kira seperti itu bunyi ucapanku dulu. Dibuka dengan vokal yang saling saut-menyaut dari Reza, ternyata ini adalah sebuah lagu protes bermajas seperti dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Aku sangat menikmati melodi 3 nada yang membentuk alur minor disepanjang lagu ini. Walaupun Reza menggunakan Inhale Scream, ini sudah cukup menyempurnakan lagu tersebut. Durasi standar musik (3 menitan) ini sukses membuatku makin tervirus Nintendocore.

Tulisan diatas adalah cerita saat mulai mengenal Bibir Merah Berdarah. Sekarang aku lanjutkan untuk membahas track lainnya dan album secara kesuluruhan.

EP ini dibuka dengan Intro ciamik ber-title seperti judul albumnya. Pas. Menggambarkan sedikit bentuk musik didalam albumnya.

Dilanjut track "Di Temaram Malam". Setelah aku baca liriknya, mungkin bisa jadi ini sebuah curhatan dari cerita pribadi Reza yang menulis lirik layaknya berpuisi. Alunan chiptune khas Bibir Merah Berdarah sebenarnya dimulai dari track ini. Tempo sekitar 140-160an, 3 nada membentuk Minor, scream vocal Reza yang emosional, membentuk kreasi musik dan ciri khas yang kuat.

Selanjutnya, "05:35 PM". Ini maksudnya bukan jam alarm buat mandi sore yaa.. Mandi kok mesti alarm-an haha. Track ketiga yang puitis juga. Kayaknya Reza juara lomba Puisi saat masih sekolah. Dimulai dengan interlude yang easy-listening, cocok untuk lirik yang dibuat Reza ini. Tapi kayaknya salah judul sih. Harusnya "05:35 AM". Kenapa? Ini potongan awal liriknya,
"Disaat semua orang tertidur
Aku terbangun dan terenung
Berfikir tentang mimpi hari esok
Yang cerah dan baru"
Kalo semua orang tertidur sebelum jam Maghrib, bahasa orang sundanya Pamali. Tapi terlepas dari judulnya, lirik dan musiknya menyatu dan melengkapi. Uh keren rur!
 
"Pandir Resistensi Larutan Aspal"
Sudah sedikit ter-review diatas sebelumnya. Tapi gak ada salahnya kalo aku lebih ulik lagi. Tempo yang lebih nge-beat dari 2 track sebelumnya, membuat track ini sebagai "angin baru" yang penuh semangat menyuarakan aspirasi dan curhatan penduduk kecil kota tercintanya, Bogor. Lagu protes ini memroteskan keadaan kota yang semakin "dimakan" bangunan-bangunan. Model lirik lagu street-punk bukan, Punk? Keren. Aku suka track ini.

Ditutup dengan Noisecore, "Inoisenesia Ver.0.1".
"SPOKEN WORDS ON TRACK 5 TAKEN FROM TRAGEDI JAKARTA 1998 (GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA) AND VOLTUS V THEME SONG".
Mahasiswa emang gak ada matinya. Suara mereka berunjuk rasa saja bisa dikreasikan dengan musik bising Noise oleh Iqbal dan Gilang. Aku awalnya malah gak menyadari kalo ini spoken words-nya mahasiswa di tragedi 1998. Aku kira cuma gabungan-gabungan musik noise biasa. Ini keren. Aku mungkin gak sekreatif ini memanfaatkan suara yang ada disekitar.

Aaaahhh.. Nikmat kalo dengerin album ini sambil sekadar tiduran dan chatting-an dengan gebetan, atau teman diperjalanan menggunakan headset (yang ini mungkin bukan saran yang baik, mengendarai motor sambil mendengar musik noise dengan headset). Aku jatuh cinta dengan album yang dirilis di Netlabel asal Michigan, USA , Trasfuck Netlabel. 5 track pas dan sempurna.

Jadi, untuk kamu yang mau mencoba langsung download album ini, bisa langsung download Disini.

===================================================================================================================================
 
Artist: Bibir Merah Berdarah
Album: Ok, Press Start Button And...Riot!! EP
CAT#: TFN178
Style: Chiptune, Nintendocore, Cybergrind, 8-bit

Tracks:
01. Ok, Press Start Button And...Riot (Intro)
02. Temaram Malam
03. 05:35 PM
04. Pandir Resistensi Larutan Aspal
05. Inoisenesia Ver.0.1
 
-Pancong-

Jumat, 06 Mei 2016

Nintendocore

Jika kamu adalah seseorang yang merasakan masa mudanya dengan alat canggih (dimasa itu) bernama Gameboy, kamu pasti tidak asing dengan karakter Mario Bros, Luigi, dan yang lainnya. Gameboy sendiri juga pasti tidak melupakan unsur audio untuk pendamping visual dalam games nya. Kali ini, aku bakal bahas tentang genre musik yang dikembangan bersama musik Gameboy.

(gambar diambil dari: http://rockmerchuniverse.com/horse_the_band.html )

Kemarin aku tanya di grup Nintendocore orang bule, "Who made the first nintendocore? The Advantage?" (Siapa yang pertama membuat nintendocore? The Advantage?), ada yang menjawab bahwa yang pertama membuat Nintendocore ialah HORSE the Band. Bahkan ada yang menjawab "Horse the band 100%". Wuh. Aku yang mengira bahwa pelopor genre ini adalah The Advantage gak terlalu kaget. Sebelum aku memercayai The Advantage sebagai pelopor, aku udah cukup yakin kalau yang pertama ya HORSE the Band. Maafkan atas pengetahuanku.

Nintendocore adalah genre fusi, dan bukan subgenre dari genre apapun. Kenapa fusi? Saya dapat pelajaran dari grup musik di Facebook yang juga saya ikuti sebagai member. Bahwa genre Metalcore saja bukan subgenre Hardcore ataupun Metal, atau tidak pernah dianggap subgenre dari 2 dasar genre yang disebutkan tadi. Metalcore dan Metallic-Hardcore mungkin beda persepsi.
Lalu Metalcore ini memasukkan unsur (Fusi) musik Electronic kedalam musiknya, dan terbentuklah genre Electronicore seperti band I See Stars. Nah, Nintendocore adalah perkembangan sedikit dari musik Electronicore (Nintendocore = Electronicore, atau Nintendocore ya Electronicore), dimana Nintendocore lebih menekankan musik chip berfidelasi rendah bernama 8-bit atau Chiptune sebagai watermark musiknya. Dan diingat juga. Kembali ke Electronicore. Bahwa Electronicore gak melulu musik Metalcore dengan Electronic. Bisa diganti dengan Post-hardcore, Deathcore, Apapun-core.

Tertulis di Wikipedia pembahasan Nintendocore, bahwa pelopor musik ini ada dari 3 band. The Advantage, HORSE the Band, dan Minibosses. Jujur, aku belum pernah dengar Minibosses sebelumnya. Tapi aku cukup percaya dengan Wikipedia.

Nintendocore lebih banyak dikenal dengan penggunaan vokal Scream, tapi banyak juga yang bersifat Instrumental. Nintendocore saat ini banyak terpengaruh dari model atau format musik dari HORSE the Band dan iamerror (atau Monomate sekarang. Tapi Monomate sekarang menggunakan vokal).

(Peet "iamerror" / "Monomate")

Musisi Nintendocore biasanya menulis lirik tentang hal apapun, sama seperti genre musik yang membebaskan lirik lainnya. Ada yang sudah pasti menulis lirik yang diambil dari tema games Gameboy atau Nintendo. Ada yang membuat lirik tentang makanan seperti Pizza. Ada juga yang lebih nge-Punk atau Hardcore dari segi liriknya. Intinya tetap ada kebebasan (walaupun sebenarnya lebih afdol tentang games).

Untuk skena luar sekarang (yang aku tahu), mulai tumbuh lagi berbagai macam Nintendocore, seperti:

Shotgun Guy adalah projek Nintendocore dari Micah, yang dimana dia juga masih memiliki banyak projek lainnya. Manusia multi-genre haha.



WSTCFTCJ berawal dari Trio Nintendocore yang mungkin akan berkembang kedalam format Full band. Mereka menggunakan Nintendo DS untuk membuat nada chiptune.



Kalau tidak salah, ini juga Trio Nintendocore. Musik Nintendocore nya lain dari 2 band sebelumnya karena mereka membuat musik Full Chiptune + vokal Scream



Untuk skena lokalnya sendiri, band baru (yang aku tahu) ada dari Yogyakarta, Afterschool Party.


Jujur, aku belum begitu tahu dan mengenal band ini hehe. Tapi ini bisa jadi referensi luas kamu tentang Nintendocore.



Kamu tahu Dochi Sadega bassis dari Pee Wee Gaskins? Dia dulu di projek ini sebagai gitaris.



EP "OK, Press Start Button And....Riot!!!" mereka aku suka. Jujur beneran haha. Sekarang mereka ambil jalur Digital-hardcore.


Dan satu lagi yang gak boleh dilupakan dari skena Nintendocore Indonesia, Kompilasi Milisi Digital #1 garapan Netlabel asal Bogor, Hujan! Rekords . Wuh keren sumpah! Mau join di part 2 nya haha


==========================================================================

Nintendocore adalah teman yang baik untuk menemani kamu diberbagai mood dan kondisi. Aku menyarankan kamu dan kalian untuk memiliki minimal 1 karya full band Nintendocore mau lokal atau luar negerinya. Kalau tidak dapat rilisan fisiknya, diusahakan cari rilisan digital (Download) versi resminya.

-Pancong-

Pancong Coklat Keju: 1 Tahun Perjalanan Dari Kamar Hingga Lepas Dengan Digital

Istilah "Band Kamar" mungkin masih cukup asing dikebanyakan orang Indonesia. Mulai dari Band Kamar sekelas Pop yang bisa diterima telinga pendengar "pasar" seperti Pewee in the Garage, sampai Band Kamar di kelas musik berisik (Metal, Punk, Rock, Grind) macam Pancong Coklat Keju.

Siapa Pancong Coklat Keju?



Yeahaha.. Ini projek band kamar saya.

Dimulai dari perkenalan saya dengan sebuah aplikasi atau software Android bernama PocketBand - Social DAW, saya akhirnya mencoba-coba untuk iseng (diingat: mencoba-coba untuk iseng. haha) membuat projek musik. Sebelumnya, saya mempelajari dan mendalami aplikasi tersebut dengan mencoba membuat beberapa trek instrumental. Lumayan lama sih. Tapi karena udah gak sabar buat iseng, akhirnya nekat bikin projek dengan kemampuan amatir. Amatir banget. Haha

Kenapa bisa ngasih nama "Pancong Coklat Keju"?
Jawabannya, gak tau.
Iya. Karena pas itu mau cari nama pakai bahasa inggris, gak nemu yang bagus. Lalu saya teringat dengan nama band Trio Nintendocore asal Bogor, "Bibir Merah Berdarah" yang akhirnya menjatuhkan saya untuk memberi nama band dengan bahasa indonesia juga.

Saat itu tahun 2015, kota tercinta saya yaitu Kota Bekasi sedang booming dengan makanan anak muda gaul -nya, Kue Pancong. Kue Pancong di daerah lain banyak namanya. Ada yang menyebut Kue Bandros, dan lainnya. Kue Pancong itu bisa dibilang seperti Kue Cubit. Masalah bahan dasarnya, saya gak tau pasti. Tapi memang mirip Kue Cubit. Kue Pancong biasanya diberi topping seperti, Coklat, parutan Keju, Susu mungkin ada, lalu ada juga dengan selai Durian, tergantung si penjual. Aduh jadi kepengen makan Pancong lagiiii.. Yang mau coba, di Bekasi yang paling terkenal bernama "Pancong Balap".
Nah, karena pas itu lagi ramai Kue Pancong, saya tunjuk nama "Pancong Coklat Keju" sebagai nama projek band ini. Gak ada artinya diawal pemilihan namanya. Maksudnya supaya mudah diingat aja.

Berlanjut, saya disini sendiri menggarap projek. Atau nama gaul -nya "One-Man" (yeah gue gaul sekarang). Bikin musik modal Android memang kurang efektif menurut saya dulu. Ditambah aplikasi yang saya gunakan ada pembatasan pembuatan musik, jadinya tidak bisa maksimal. Jujur, diawal pembuatan musik Pancong Coklat Keju (PCK), saya membutuhkan banyak aplikasi Android juga untuk berupaya memaksimalkan hasil yang dibuat. Seperti aplikasi SingPlay untuk perekaman vokal yang saya gunakan hingga saat ini (tercatat hari ini tanggal 6 Mei 2016), lalu ada aplikasi "Mp3 Merger" untuk penggabungan 2 part trek yang terbatas dibuat, ada juga Mp3 Cutter and Ringtone untuk pemotongan part trek yang tidak penting, dan lain-lainnya. Huh, itu demi musik saya bisa sempurna menurut saya.

Proses pengerjaan musik full didalam kamar. Karena cuma Android alat utamanya. Trek-trek awal yang saya buat masih sangat amatir. Padahal awalnya saya ingin membuat Nintendocore macam I Killed Techno! dialbum Split -nya bersama Nintendocore lokal, Electronical Destruction. Tapi model Synth yang saya gunakan bukan Wave dari Synth 8-bit (Square, Sine, Sawtooth, Triangle). Jadinya. diawal saya mengukuhkan band menjadi Digital-core. Itu genre asal nyebut aja yaaa.. Jangan dibilang itu subgenre.

Berlanjut lagi (saya persingkat), akhirnya saya mengenal tempat sharing musik, Soundcloud. Saya bikinlah akun untuk PCK. Disitu, saya mulai bisa membuat Nintendocore. Saya mulai membiasakan untuk membuat musik ini, karena sepertinya basic musik saya ada di Nintendocore. Ada beberapa Cover Song yang saya buat seperti:
- As Seen On TV (I Killed Techno! Cover)
- Give Me Silence (Electronical Destruction Cover)

Cukup mendapat apresiasi. Saya cukup senang dan bangga karena ada yang menghargai hasil saya

Dibulan Juli 2015, saya sepakat untuk merilis album demo saya ke khalayak yang lebih luas lewat jalur akun Bandcamp milik PCK. Album demo ber-title "2015 Demo" berisi 10 trek dan 1 Cover Song ini lagi-lagi membuat saya bangga karena saya melakukan itu dengan pengunaan Android saja (untuk upload ke Bandcamp lewat Laptop/PC).

Ini penampakan cover albumnya.

Berlanjut lagi. Saat saya sudah mulai stres dengan aplikasi musik saya, saya mencoba stop dengan Android dan mencari software musik untuk Laptop/PC. Jika kebanyakan orang pasti langsung menunjuk FL Studio, saya pun sama. Tapi jawaban akhirnya lain, saya malah mengunduh software musik yang lain bernama Linux MultiMedia Studio (LMMS). Kenapa? Jawabannya gak tau haha.

Singkatnya, saya mulai terbiasa dengan LMMS. Sempat terjadi atau melakukan vakum atau Hiatus pada PCK karena merasa software musik diganti, band juga harus diganti. Akhirnya saya hiatus-kan PCK, dan membuat projek baru dengan nama Tomat Tamat. Tomat Tamat ini saya lebih bikin Cybergrind karena ingin saya jauhkan dari nama dan musik PCK. Sekitar 2-3 bulan saya jalankan Tomat Tamat, saya ngerasa gak dapat feel bermusik di projek ini. Dengan segala penyesalan, saya bangkitkan lagi PCK.

PCK saat ini mantap memilih genre Nintendore/Cybergrind sebagai ciri musik. Masa hiatus PCK sebenarnya juga masa hiatus saya bermusik. Karena terhitung semenjak Agustus 2015 sampai Januari 2016, saya "dideportasi" orang tua saya untuk ikut tinggal dan menetap di Jawa. Dengan segala adu argumen, akhirnya saya dibolehkan kembali ke Bekasi dibulan Februari 2016.

2016 adalah masa aktif kembali PCK membuat karya dan rilisan, seperti ikut dialbum Kompilasi-kompilasi, membuat album Split dengan band lain seperti 2-way dengan Game Black Ant, One-man Porn/Gore-grind band asal Trenggalek, dan 2-way dengan One-man Experimental/Noise/Grind paling disukai banyak wanita dan pria tentunya, Individual Distortion. Lalu 2016 juga jalan awal PCK untuk menyebar virus musik lebih luas dengan rilisan-rilisan yang akan segera hadir. Mungkin seperti EP, Split, Kompilasi lagi, dan yang lainnya. Ditambah perkenalan teman baru yang banyak, menjadi nilai tambah juga untuk karir PCK.

Nintendocore/Cybergrind yang dianut sekarang diperoleh dari banyak referensi band seperti pengaruh awal saya memilih One-man, I Killed Techno! , lalu yang disebutkan diawal-awal paragraf, Bibir Merah Berdarah , Grind disini saya ambil pengaruh dari Napam Death "Scum" , lalu juga saat masih Deathcore Electronica, We Butter The Bread With Butter , dan masih banyak lagi.

Maret 2016 kemarin adalah 1 tahun perjalanan PCK menempuh jalur musik. Saya memang dari awal ingin membuat band ini selain untuk menyalurkan hobi, saya juga ingin masuk diperkembangan musik digital baik skena lokal maupun internasional. Saya memilih Nintendocore karena saya terlanjur jatuh cinta dengan rilisan EP dari Bibir Merah Berdarah bertajuk "OK, Press Start Button And....Riot!!!". Saya memilih jalur digital karena PCK berawal dari perkembangan alat komunikasi ke ranah digital. Saya memilih One-man karena saya gak pernah kesampaian untuk memiliki band berformat Full band. PCK adalah gambaran diri saya lewat musik.

Musik bukan hal yang sulit lagi di era digital ini. Semakin banyak kemajuan dan penemuan, menghasilkan pula mudahnya membuat musik dan mendistribusikannya. Saya cukup senang berada diposisi saya sekarang menjadi band kamar dan digital.

Nah, untuk mau berkenalan lebih jauh dengan PCK, bisa masuk ke fanspage PCK di https://facebook.com/pancongcoklatkeju.

See you