BIBIR MERAH BERDARAH
"OK, PRESS START BUTTON AND....RIOT!!"
Aku pasti percaya bahwa gak banyak orang yang tahu tentang band ini sekalipun si orang itu menikmati musik dan band underground.
Bibir Merah Berdarah, atau yang sekarang akrab dipanggil Merah Berdarah saja, memiliki rilisan EP yang "kece" lewat balutan suara dan melodi minor yang khas dari Chiptune atau 8-bit dari para tangan personilnya (Reza, Gilang, dan Iqbal).
FIX!!
Aku jatuh cinta dengan album ini!
Iya. Album ini yang membuat aku lebih mengenal skena Nintendocore lokal secara sedikit lebih luas dari sebelumnya. Perkenalanku ini dimulai sekitar kelas 3 SMP atau baru masuk SMK. Sebelumnya, aku sudah lebih dulu sedikit mengenal rilisan Nintendocore luar seperti I Killed Techno! // Electronical Destruction split (2009).
Penulusuranku ini dimulai dengan menghampiri website musik terpopuler dunia, Last.fm dengan keyword "Nintendocore". Jujur. Walaupun band pertama Nintendocore adalah seperti HORSE the Band, The Advantage, dan Minibosses, aku mengenal Nintendocore sejak awal bukan dari 3 band itu. Miris lupain sejarah haha. Berlanjut berlanjut berlanjut, sampai akhirnya muncul satu nama band berbahasa Indonesia, Bibir Merah Berdarah. Karena sungguh mengundang selera, aku klik dengan penuh semangat anak muda tahun 2000an.
Agak lupa track apa saja yang muncul di akun Bibir Merah Berdarah dulu. Yang aku ingat hanya 5 track EP, lalu "Dan Hujan Pun Terkunci Ditengah Kujang" (ini judul lagunya keren). Singkatnya, karena sudah disediakan versi "Free Download"-nya, aku langsung ambil sample lagu untuk didengar pertama kali, dan aku memilih track "Pandir Resistensi Larutan Aspal".
Karena sebelumnya aku sudah mendengar Nintendocore dari band lain, jadi aku tidak terlalu bingung dengan alur musik ini. "Yap. Akhirnya selesai.". Kira-kira seperti itu bunyi ucapanku dulu. Dibuka dengan vokal yang saling saut-menyaut dari Reza, ternyata ini adalah sebuah lagu protes bermajas seperti dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Aku sangat menikmati melodi 3 nada yang membentuk alur minor disepanjang lagu ini. Walaupun Reza menggunakan Inhale Scream, ini sudah cukup menyempurnakan lagu tersebut. Durasi standar musik (3 menitan) ini sukses membuatku makin tervirus Nintendocore.
Tulisan diatas adalah cerita saat mulai mengenal Bibir Merah Berdarah. Sekarang aku lanjutkan untuk membahas track lainnya dan album secara kesuluruhan.
EP ini dibuka dengan Intro ciamik ber-title seperti judul albumnya. Pas. Menggambarkan sedikit bentuk musik didalam albumnya.
Dilanjut track "Di Temaram Malam". Setelah aku baca liriknya, mungkin bisa jadi ini sebuah curhatan dari cerita pribadi Reza yang menulis lirik layaknya berpuisi. Alunan chiptune khas Bibir Merah Berdarah sebenarnya dimulai dari track ini. Tempo sekitar 140-160an, 3 nada membentuk Minor, scream vocal Reza yang emosional, membentuk kreasi musik dan ciri khas yang kuat.
Selanjutnya, "05:35 PM". Ini maksudnya bukan jam alarm buat mandi sore yaa.. Mandi kok mesti alarm-an haha. Track ketiga yang puitis juga. Kayaknya Reza juara lomba Puisi saat masih sekolah. Dimulai dengan interlude yang easy-listening, cocok untuk lirik yang dibuat Reza ini. Tapi kayaknya salah judul sih. Harusnya "05:35 AM". Kenapa? Ini potongan awal liriknya,
"Disaat semua orang tertidur
Aku terbangun dan terenung
Berfikir tentang mimpi hari esok
Yang cerah dan baru"
Aku terbangun dan terenung
Berfikir tentang mimpi hari esok
Yang cerah dan baru"
Kalo semua orang tertidur sebelum jam Maghrib, bahasa orang sundanya Pamali. Tapi terlepas dari judulnya, lirik dan musiknya menyatu dan melengkapi. Uh keren rur!
"Pandir Resistensi Larutan Aspal"
Sudah sedikit ter-review diatas sebelumnya. Tapi gak ada salahnya kalo aku lebih ulik lagi. Tempo yang lebih nge-beat dari 2 track sebelumnya, membuat track ini sebagai "angin baru" yang penuh semangat menyuarakan aspirasi dan curhatan penduduk kecil kota tercintanya, Bogor. Lagu protes ini memroteskan keadaan kota yang semakin "dimakan" bangunan-bangunan. Model lirik lagu street-punk bukan, Punk? Keren. Aku suka track ini.
Ditutup dengan Noisecore, "Inoisenesia Ver.0.1".
"SPOKEN WORDS ON TRACK 5 TAKEN FROM TRAGEDI JAKARTA 1998 (GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA) AND VOLTUS V THEME SONG".
Mahasiswa emang gak ada matinya. Suara mereka berunjuk rasa saja bisa dikreasikan dengan musik bising Noise oleh Iqbal dan Gilang. Aku awalnya malah gak menyadari kalo ini spoken words-nya mahasiswa di tragedi 1998. Aku kira cuma gabungan-gabungan musik noise biasa. Ini keren. Aku mungkin gak sekreatif ini memanfaatkan suara yang ada disekitar.
Aaaahhh.. Nikmat kalo dengerin album ini sambil sekadar tiduran dan chatting-an dengan gebetan, atau teman diperjalanan menggunakan headset (yang ini mungkin bukan saran yang baik, mengendarai motor sambil mendengar musik noise dengan headset). Aku jatuh cinta dengan album yang dirilis di Netlabel asal Michigan, USA , Trasfuck Netlabel. 5 track pas dan sempurna.
Jadi, untuk kamu yang mau mencoba langsung download album ini, bisa langsung download Disini.
===================================================================================================================================
Artist: Bibir Merah Berdarah
Album: Ok, Press Start Button And...Riot!! EP
CAT#: TFN178
Style: Chiptune, Nintendocore, Cybergrind, 8-bit
Tracks:
01. Ok, Press Start Button And...Riot (Intro)
02. Temaram Malam
03. 05:35 PM
04. Pandir Resistensi Larutan Aspal
05. Inoisenesia Ver.0.1
Album: Ok, Press Start Button And...Riot!! EP
CAT#: TFN178
Style: Chiptune, Nintendocore, Cybergrind, 8-bit
Tracks:
01. Ok, Press Start Button And...Riot (Intro)
02. Temaram Malam
03. 05:35 PM
04. Pandir Resistensi Larutan Aspal
05. Inoisenesia Ver.0.1
-Pancong-